Wednesday, January 2, 2013

Seks Sebelum Menikah Sudah Biasa


Seks pranikah bisa dikatakan berasal dari kebudayaan Barat dan dilarang keras dilakukan di negara-negara Timur. Namun dari sebuah survei yang dilakukan pada bulan Maret 2012 terungkap bahwa banyak pasangan kekasih di China yang telah bercinta sebelum terikat dalam pernikahan.

Secara mendetail dipaparkan terdapat 71,4 persen responden yang mengaku telah bercinta dengan kekasihnya sebelum menikah; 43,1 persen responden menganggap seks pranikah itu sah-sah saja dan hanya 24,6 persen responden yang mengungkapkan menentang keras hal itu. Padahal berdasarkan sebuah survei serupa pada tahun 1989, hanya 15 persen responden yang mengaku melakukan seks pranikah.

Survei terbaru yang digelar majalah Insight China dan dilakukan oleh Tsinghua Media Survey Lab, Tsinghua University, China ini melibatkan 1.013 responden. 56 persen diantaranya responden pria dan 44 persen responden wanita yang berasal dari 31 provinsi, kotamadya dan daerah otonom.

Hampir 70 persen responden berusia 20-39 tahun. 64 Persen pernah mengenyam pendidikan tinggi. Pekerjaan responden bervariasi mulai dari manajer, pemilik perusahaan swasta, hingga pegawai negeri dan pelajar.

Selain temuan di atas, peneliti juga melaporkan bahwa 33,7 persen responden menganggap seks adalah kebutuhan dasar manusia dan tak ada kaitannya dengan moralitas, sedangkan 27,7 persen responden percaya jika dua orang berhubungan seksual satu sama lain selama mereka benar-benar saling mencintai, meski itu dilakukan sebelum menikah.

Survei ini pun menekankan adanya perbedaan pola pikir antara pria dan wanita tentang seks pranikah. Secara menyeluruh terdapat 33,5 persen responden wanita yang tak setuju dengan seks pranikah, tapi responden pria yang tak menyepakatinya hanyalah sebanyak 17,8 persen.

Kemudian survei ini dilanjutkan oleh sebuah situs blogging mikro terkemuka di China bernama Sina. Di situs itu 19.578 netizen ikut serta dalam survei. 79,4 Persen di antaranya mengidentifikasi diri mereka sebagai pria.

Dari situ diketahui 86,5 persen responden mengaku telah melakukan seks pranikah atau dengan kata lain 15,1 persen lebih tinggi daripada survei tercetak.

Menanggapi hasil survei itu, Li Yinhe, seorang pakar seksologi yang menggelar survei pada tahun 1989 tentang seks pranikah di China mengatakan bahwa peningkatan angka seks pranikah ini tak dapat terelakkan.

"Pertama, tujuan seks sendiri telah berubah. Melahirkan anak bukan lagi alasan utama dari aktivitas itu. Kedua, ada keinginan yang sangat kuat untuk bercinta dari para remaja, jauh sebelum mereka mencapai usia yang pas untuk menikah dan belakangan masa remaja cenderung dimulai lebih cepat dari sebelumnya. Lagipula seks di luar nikah juga tak lagi dianggap ilegal di China dan dikembalikan sebagai pilihan personal," terang Yinhe seperti dilansir dari mid-day.

Namun seorang peneliti dari Institute of Sexuality and Gender, Renmin University of China, Du Juan meragukan bahwa data survei tentang seks pranikah ini telah merepresentasikan situasi masyarakat China secara keseluruhan.

Di samping itu, Du dan rekan-rekannya telah memperoleh kesimpulan lain dari survei nasional tentang seks pranikah yang mereka gelar sendiri. "China sendiri telah berhasil melakukan revolusi seksual. Di sisi lain, memilih untuk tidak melakukan seks pranikah atau menentangnya juga merupakan pilihan personal. Jangan hanya memilih untuk tidak melakukan seks pranikah karena itu sedang ngetren," kata Du.