Tuduhan dukun santet membuat seorang ustadz di Situbondo harus hengkang dari rumahnya di Desa Kesambirampak, Kecamatan Kapongan, Situbondo. Amrawi (60) diusir paksa oleh warga gara-gara dituduh menyihir tetangganya, Ahrawi (45), hingga sakit cukup lama.
Tak hanya diusir, rumah Amrawi juga nyaris menjadi sasaran amukan ratusan warga yang emosi. Beruntung, aksi anarkhis massa bisa segera diredam dan langsung diarahkan ke kantor desa setempat.
Di kantor Desa Kesambirampak, ratusan warga berteriak agar Amrawi segera diusir dari desa. Jika tidak, warga mengancam akan bertindak sendiri. Amrawi yang ikut hadir di Kantor Desa tampak hanya menunduk saat dipertemukan dengan perwakilan warga.
Meski tak mengakui memiliki ilmu santet, Amrawi menyatakan kesanggupannya untuk boyongan keluar dari Desa Kesambirampak. Itu dilakukan demi keamanan dirinya dan keluarganya.
"Hari ini juga pak Amrowi menyatakan siap keluar dari Desa Kesambirampak. Kami mohon setelah pertemuan ini tidak ada lagi permasalahan yang muncul, apalagi ada warga yang bersikap anarkis. Karena itu jelas melanggar hukum dan urusannya dengan kepolisian," kata Kepala Desa Kesambirampak HM As'adi di depan warganya.
Dari informasi yang dihimpun, tuduhan dukun santet mengarah kepada Amrawi setelah tetangganya, Ahrawi (45) menderita sakit cukup lama. Selama sakit, keluarga Ahrawi konon beberapa kali bermimpi didatangi sosok Amrawi yang mengajaknya bekelahi.
Kecurigaan Ahrawi terkena santet Amrawi menguat, karena beberapa kali diperiksakan ke dokter jenis penyakit yang diderita Ahrawi selalu dinyatakan tidak jelas. Selain panas - dingin, Ahrawi juga selalu merasakan sakit pada bagian perutnya.
"Bapak saya sudah sering diperiksa ke dokter tapi selalu dibilang tidak ada penyakitnya. Bukan cuma bapak saya, paman saya Sugito juga pernah disantet dia sampai kaki dan perutnya bengkak, matanya juga buta," tutur Rasidi, anak Ahrawi.
Bahkan, kini Ahrawi harus dilarikan ke RSU dr Abdoer Rahem Situbondo karena penyakitnya mendadak parah. Kondisi Ahrawi itulah yang memicu kemarahan warga terhadap Amrawi hingga langsung melurug rumah sang ustadz.
Khawatir terjadi aksi massa, polisi sempat mengevakuasi Amrawi ke Mapolsek Kapongan sebelum akhirnya dipertemukan di Balai Desa Kesambirampak. Hadir dalam pertemuan itu seluruh jajaran Muspika Kecamatan Kapongan dan perangkat desa setempat.
"Permintaan warga sekarang pak Amrawi harus keluar dari desa ini. Kalau tidak, saya tidak tanggung jawab kalau warga bertindak anarkhis. Tapi kalau dia mau pindah, kami siap membantu," tegas Abdul Hannan, ketua RT setempat.
Sikap warga mengusir Amrawi sempat membuat keluarganya histeris. Bahkan, seorang anak perempuan Amrawi langsung mendekati bapaknya yang duduk berdampingan dengan Kapolsek Kapongan AKP M Subakri. Sambil menangis, sang anak langsung memeluk erat tubuh bapaknya. Sang anak meminta agar Amrawi bersabar dengan cobaan yang menimpanya. Amrawi sendiri menolak dirinya disebut sebagai dukun santet.
"Demi Allah demi Rasul, saya tidak pernah belajar ilmu santet. Saya bukan dukun santet," ujar Amrawi pendek